Hidup Seperti Adonan Roti

Sebenarnya ini adalah sebuah pepatah yang saya buat dan tulis di status ym beberapa minggu yang lalu. Waktu itu niatnya iseng sih, tau dari ucapan teman se-SMA, tapi, semakin lama di pikir ternyata pepatah ini ada benarnya juga sob (hehe).

Entah kenapa semakin lama saya semakin ingin untuk menelaah pepatah ini lebih lanjut dan akhirnya jadilah sebuah postingan di blog saya ini. hahaha :D

Hidup seperti adonan roti... Apa maksudnya sob??

Mari kita membayangkan seseorang membuat roti. Mungkin di toko roti bagi yang gemar ke toko roti, atau mungkin Mama yang suka membuat roti di waktu senggang (yah kebetulan mama saya suka bikin roti atau donat kalau lagi ada waktu senggang dan tentunya dengan saya, karena cuma saya yang bisa bantu mama...(hehe_sok PD bukan gitu tapi karena cuma saya anak perempuan mama).  Banyak hal yang dikerjakan dalam membuat roti. Mencampur tepung dan telur (oh...jelas), memberinya ragi (obviously), dll. Namun ada hal yang menarik mata 'ku untuk melihat proses pembuatan roti. Membantingnya. (waw!!)

Yups, membanting... apa perlunya membanting adonan?

Mungkin hal ini terkesan melelahkan dan membuang2 waktu, dan ya benar sekali, membanting adonan itu memang sangat melelahkan, terutama bagi saya yang kurang terbiasa dengan hal tersebut... (*haha_ceile). Membanting adonan selain membutuhkan waktu juga membutuhkan tenaga untuk membanting dengan kekerasan yang cukup dan dalam waktu yang relatif nggak singkat. Gunanya? Sangat berguna sob. Bila adonan itu tidak dibanting, maka ragi yang ada di dalam adonan itu tidak memperoleh cukup energi untuk melakukan kerjanya (fermentasi dalam istilah biologinya) dan akibatnya bisa sangat jelas, adonan tidak mengembang (bantet). Tampak pekerjaan tidak penting, padahal berguna.

Anggaplah hidup sebagai adonan roti, maka acara "Pembantingan" itu layaknya sebuah pelatihan dan pembelajaran hidup yang mungkin melelahkan, membuang waktu, menyakitkan, padahal tampak tidak berguna. Padahal, mungkin disadari atau tidak, ternyata hal itu penting bagi kita agar kita dapat "berkembang", dan tidak menjadi bantet.

Dan satu hal lagi, layaknya adonan roti yang setelah dibanting lalu didiamkan sejenak untuk berkembang. Ada kalanya kita memang perlu dibiarkan mandiri agar dapat mengembangkan diri kita sendiri tanpa intervensi dari orang lain. Dengan pembelajaran, pelatihan, dan pemandirian itu kita dapat menjadi pribadi yang berkembang secara sempurna agar menjadi pribadi yang dewasa.

Jadi... apapun masalah yang kita hadapi, percayalah kawan itu semua memiliki hikmahnya agar nantinya  kita menjadi pribadi yang lebih kuat. (hmmm... mendadak mellow karena project kuliah)

So... semangat kawan-kawan q (*Saya juga)...

hehehe :D

Posted in: Artikel RenuGan,StoRy