03 Juli 2022

I Left My Heart in Medina❤️


Tanah suci, destinasi pertama yang ingin ditapaki adalah impian terbesarku. Bersepakat tidak mau ke negara lain sebelum ke tanah suci. Tahun ini, akhirnya  bisa kesini bersama abang kandung. Itu sudah membuatku lebih dari bersyukur.

Saat pertama sampai di Madinah pukul 2 dini hari, rasanyaaa sangat haru bercampur sedih. Haru bahagia karena akhirnya sampai juga ditempat Rasulullah dan para Sahabat, tempat yg sering ku pinta disetiap sujudku. Merasa sedih karena qodarullah belum bisa sholat di masjid mulia ini. Tapi kerinduan akan Masjid Nabawi membawaku untuk datang ke pelataran masjid. Meski belum bisa sholat, setidaknya aku bisa melihat-lihat dan mendegarkan bacaan sholat subuh yg sudah ku rindu.

Bagaimana rasanya saat pertama melihat Nabawi? MasyaAllah sulit diungkapkan, terlebih 2 hari kedepan akan masuk bulan Ramadhan. Jadi bisa merasakan indahnya berpuasa dan sholat tarawih di tempat ini. Bersyukur sekali Allah ijinkan aku menjadi tamu-Nya dan  membayangkan bahwa di masjid mulia inilah Rasulullah dan para sahabatnya sholat berjamaah, kajian, diskusi, dan berlalu lalang. Menapak tilas kehidupan nabi sekaligus mengingat kembali sirah nabawiyah Rasulullah yang pernah ku baca.

Di pelataran masjid ini, tak hentinya aku berdoa agar diijinkan untuk segera bisa  sholat di dalam masjid. Alhamdulillah menjelang ashar, Allah kabulkan. aku bisa sholat, yeeaaaaayy 😄.

Lagi-lagi aku seperti diajarkan bahwa terkadang kita bersedih akan suatu takdir, padahal takdir itu pasti baik. Aku sempat sedih sebelumnya, belum bisa sholat karena sudah merasa ikhtiar segala macam. Seakan lupa dengan nikmat Allah yang begitu banyak. Seakan lupa kalau takdir Allah pasti selalu baik. Kalaulah aku bisa sholat dari pertama menginjakkan kaki di Madinah, tentu tidak akan ada video ini. Tentu aku juga tidak akan berdo'a penuh harap kepada Allah untuk diijinkan masuk ke rumahNya dan merasakan bahagia yang sangat luar biasa saat do'a itu dikabulkan.

MasyaAllah kebaikan Allah sangat banyak.
Ya Rabbi, apapun yang Engkau takdirkan untukku, maka jadikanlah kebaikan pada akhirnya.
I left my heart in Medina al-munawara❤️

28 Juni 2022

Tidak Ingin Mengeluh

Mulai hari ini, aku berusaha untuk tidak mengeluhkan apa yang tidak aku punya. 
Karena aku tahu, Tuhanku Allah Maha Cinta, Maha Pengasih, dan Maha Penyayang. 
Dia pernah membawaku ke tempat terkabulnya segala doa (Multazam).




23 Oktober 2021

Allah Tahu Yang Terbaik

Bagi seorang muslim, apapun kejadian yang menimpanya, itu pasti yang terbaik versi Allah. Dalam hidup.. aku pernah mengalami 3 kejadian berat.

Pertama, tentang cita-cita dan impian. 
Cita-cita menjadi dokter dan impian kuliah di Jawa. 
Saat kelas 3 SMA, aku mengikuti tes beasiswa di kabupaten kota kelahiranku. Tidak lama berselang dari tes beasiswa itu. Saat pembagian rapor semester. Di depan Aula dan di depan semua orang tua dan murid, kepala sekolah mengumumkan bahwa aku mendapatkan beasiswa di UG*.

MasyaAllah senang sekali rasanya mendapatkan beasiswa di kampus yang ku impikan sekaligus mendapatkan juara 2 umum SMA. Masih jelas ku ingat ekspresi senang Ayah. Ayah yang menangis terharu dan spontan menggendongku saat di rumah karena rasa senang dan bangganya. Masih teringat juga, begitu banyaknya teman yang mengucapkan selamat dan mengirimkan sms ucapan kepadaku. Waktu itu... belumlah ada aplikasi chating seperti wa, line, dll ya. Masih menggunakan sms. 

Namun, di tanggal 10 Januari, tepat sehari sebelum umurku 17 tahun. Tiba-tiba kepala sekolah memanggilku ke kantor dan mengatakan kalau aku tidak lulus beasiswa itu. Aku merasa shock, sedih, dan sangat kecewa. Rasanya... ingin sekali menangis tapi harus ku tahan karena masih di sekolah. Terakhir, ku ketahui ternyata posisiku digantikan dengan orang lain. Tidak ada nama Nova Arianda Sari di SMA Gas*b. Mereka berbohong. Aku benar-benar sedih dan desperate waktu itu. Tapi Mama selalu menyemangati agar aku tidak larut dalam kesedihan. Aku harus segera bangkit karena sebentar lagi akan UAN. Aku harus lulus UAN! 

Kemudian, aku masuk jurusan dan kampus yang dipilihkan oleh orangtua dan abangku. Awalnya aku menolak karena tidak suka dengan jurusan yang dipilihkan dan sempat meminta keluar. Tapi lambat laun setelah mendapatkan nasehat dari orangtuaku, akupun mulai menerima dan menjalaninya. MasyaAllah, ternyata memang inilah yang terbaik untukku dan sekarang aku mempunyai karir dan bisnis yang ku sukai. 


Kedua, tentang karir. 
Aku pernah terlambat digaji bahkan beberapa bulan tidak menerima gaji sama sekali. Induk perusahaan lamaku terkena masalah yang berdampak ke anak perusahaannya, salah satunya yaitu gaji. Awalnya gaji dibayar terlambat, namun lama kelamaan tidak dibayar sama sekali.

Kalau dihitung, ada 6 bulan lamanya aku sabar tidak menerima gaji sambil mencari lowongan kesana sini. Aku harus berhemat dan berjualan apa saja agar ada pemasukan karena tabungan mulai habis dan kalau minta orangtua rasanya malu. Sebab, sejak 3 bulan sebelum wisuda, aku sudah bekerja dan mandiri lalu tiba-tiba mau minta ke orang tua itu rasanya malu banget. Aku nggak bisa. Aku kangen kenangan saat-saat kerja di Chevron yang setiap tanggal 28 selalu terima gaji. 

Disaat seperti itulah, Allah menjawab doaku. Tiba-tiba aku ditawari lowongan kerja di Chevron oleh orang yang nggak aku kenal. Tes demi tes ku lalui dan alhamdulillah dari 25 orang, aku satu-satunya yang diterima.  Alhamdulillah ya Rabb, senang rasanya. Oya, saat aku kuliah, aku pernah ikut program Coop di Chevron selama 6 bulan. Setelah kontrak Coop habis, aku sering berdoa meminta sama Allah. Semoga suatu saat nanti bisa kembali lagi bekerja di Chevron. Nyaman banget kerja disini. Dan ternyata Allah mengabulkan doa-doaku dahulu disaat aku benar-benar pasrah. Allah memberikan surpriseNya kepadaku dengan cara yang tak disangka-sangka dan begitu unik. MasyaAllah Tabarakallah Alhamdulillah. 

Ketiga, cinta. 
Kejadian ini tahun lalu. 
Jadi sejak lama, diam-diam aku menyukai seorang pria dan ingin sekali menikah dengannya. Hingga tiba-tiba karena suatu kejadian, akhirnya ku ketahui ternyata pria itu menyukaiku. Dia bahkan langsung berniat menikahi. Kita tidak pacaran tapi langsung berencana untuk menikah. 

Mengetahui laki-laki yang sudah lama dikagumi menyimpan rasa sejak lama juga dan ingin menikahi, tentu rasanya seperti ajaib bukan? Kaget, tapi senang. Awalnya semuanya berjalan lancar. Dua keluarga sama-sama sudah setuju. Hari-hariku pun menjadi sangat senang dan tak henti-hentinya berdoa semoga pandemi segera mereda agar dia bisa datang melamar. Dia bekerja di luar pulau yang jauh dari tempat tinggalku. Akhirnya kabar itupun tiba. Dia akan datang untuk melamar. Bahagia  sekali rasanya. 

Namun.. H+1 dia mengatakan akan pulang ke rumah orangtuanya dan untuk melamarku, muncul penghalang yang sulit untuk kami hilangkan. Penghalang yang saat teringat, masih ku rasakan sakitnya. Bukan... bukan aku menyimpan dendam. Tidak sama sekali. Tapi seperti manusia biasa, aku masih teringat dan merasakan sedihnya. Hingga akhirnya rencana itu batal. Semua berubah. Benar-benar berubah. Bahkan sekarang menjadi terasa asing. 
Hal yang sulit aku terima.
1 tahun berlalu, aku belum tau apa hikmah dari kejadian ini. 
Tapi kini, aku mengerti maksud Allah itu apa.

Aku begitu sukanya sama pria ini. Jadi Allah ambil dia. Aku begitu yakinnya akan menikah. Aku lupa semua kejadian, Allah lah yang mengatur. Semua ada dalam kendali Allah.
 
Apakah Allah akan jadikan kisah ini seperti cita-cita dan impian yang nggak aku dapatkan dan Allah gantikan dengan yang lebih baik? 
Atau Allah tetap kasih dia untukku dengan cara yang lebih indah seperti Allah kasih lagi kesempatan kerja di Chevron ke aku?
Aku tidak tahu.

Setelah ikhtiar semua. Aku serahkan jawabannya sama Allah. Tugasku hanya berdoa, memperbaiki diri, membahagiakan orangtua, dan berprasangka baik bahwa Allah akan selalu kasih yang terbaik untukku.

Allah Maha Baik dan akan memberikan yang TERBAIK untuk hamba-Nya. Aku yakin itu. Tugasku sebagai manusia, memastikan bahwa aku hidup seperti yang Allah mau. Memastikan, aku hidup sesuai dengan aturan-aturan Allah.

La tahzan, innallaha ma'ana.

16 Januari 2021

Dear Kamu

Assalamu'alaikum kamu, 

Kamu, yang aku belum tau siapa namamu. 
Yang aku belum tau dimana dan bagaimana rupamu. 
Aku ingin katakan, jika aku rindu. 
Akhir-akhir ini aku merasakan rindu seseorang yang aku tak tau untuk siapa. 
Aku tidak aneh kan ya? 
Aku merindukan sosok yang akan menjadi imamku, penyempurna hidup, dan agamaku. 
Apakah kamu juga pernah merasakannya?
  
Dear Kamu, 
Aku boleh bercerita? 
Terkadang aku heran kenapa Allah sering mengujiku. 
Aku sering menangis di balik ujian-ujian itu. 
Aku sering bertanya apakah begitu besar dosaku hingga diberi ujian-ujian seberat itu. 
Tapi orang-orang tak tau, mereka hanya tau aku orang yang ceria. 
Biarlah mereka mengira begitu. 

Kamu... 
Apakah kamu pernah merasakan kehancuran dihatimu? 
Aku pernah merasakannya, lantaran cinta semu. 
Cinta semu meski itu bukan pacaran tapi nekat ku pupuk di hati yang jelas itu belum di Ridhai Penciptaku. 
Ah, ini murni salahku. 
Aku lupa kalau harapku kepada makhluk melebihi harapku kepada yang menciptakanku. 
Mungkin Allah sedang menempaku agar menjadi sasok wanita yang kuat. 
Agar saat nanti kita bertemu, aku pantas sebagai pendamping hidupmu. 

Dear Kamu,
Aku disini menunggu. 
Do'akan aku agar terus sabar dalam penantian ini. 
Do'akan aku untuk terus berusaha memperbaiki diriku. 
Agar saat nanti kita bertemu
kamu bisa menerima apa adanya aku. 

Dear kamu, 
Tolong jangan putus mendo'akanku. 
Begitupun denganmu, aku juga akan terus mendo'akanmu. 
Semoga Allah mudahkan kamu menemukanku. 
Semoga Allah lancarkan kamu menghalalkanku. 

Ya Allah jagalah dia untukku. 
Dan jagalah aku untuknya. 

Udah dulu ya. 
Semoga kabarmu selalu sehat dan segera bisa temukanku. 


Dari aku yang rindu,
NMaya